Bangun Tidur Kesiangan Menyebabkan Cepat Pikun
Wednesday, 3 December 2014
Islam menuntun
penganutnya untuk bangun pagi. Sebelum matahari terbit umat muslim diwajibkan
bangun untuk melaksanakan shalat subuh.
Setelah salat
subuh, tidak dianjurkan atau makruh untuk tidur kembali.
Ternyata
penelitian ilmuwan amerika serikat sebagaimana dilansir detik.com menghasilkan
kesimpulan bahwa bangun tidur kesiangan mengakibatkan seseorang cenderung lebih
cepat menjadi pikun.
Semua orang akan pikun ketika
fungsi otaknya mulai berkurang, tapi beberapa mengalaminya lebih cepat dari
yang lain. Selalu bangun kesiangan bisa juga diartikan sebagai tanda-tanda
bakal pikun lebih cepat, khususnya bagi para perempuan.
Sebuah penelitian di California
Pasific Medical Center Research Institute mengungkap, risiko mengalami pikun
lebih cepat bisa dihubungkan dengan jam biologis atau ritme sirkardian. Jam
biologis ini mengatur pola tidur serta siklus beraktivitas sehari-hari.
Orang-orang dengan jam biologis
kuat cenderung bangun lebih pagi, lalu memulai aktivitasnya pada waktu yang
lebih awal dibanding yang lain. Sebaliknya orang-orang yang memiliki jam
biologis lemah cenderung bangun tidur belakangan dan lebih aktif di siang atau
sore hari.
Untuk melihat hubungannya dengan
risiko pikun, para peneliti mengamati 1.300 perempuan sehat berusia di atas 75
tahun. Di akhir pengamatan selama 5 tahun, 15 persen mengalami demensia atau
pikun dan 24 persen mengalami Mild Cognitive Impairment (MCI) atau pikun
ringan.
Ketika dibandingkan dengan hasil
wawancara, partisipan yang bangunnya paling siang dan kurang aktif di pagi hari
punya risiko 80 persen lebih besar untuk mengalami pikun ringan. Bukan berarti
dipicu oleh bangun kesiangan, namun kebiasaan itu diyakini menunjukkan adanya
risiko lebih besar.
"Setahu kami, ini adalah
penelitian pertama yang mengungkap hubungan erat antara aktivitas fisik yang
terkait jam biologis dengan risiko mengalami pikun," ungkap Greg Tranah
yang memimpin penelitian tersebut seperti dikutip dari Healthday, Rabu
(14/12/2011).
Tranah berencana melanjutkan
penelitiannya untuk mengungkap alasan sebenarnya. Dugaan saat ini masih simpang
siur, apakah jam biologis berpengaruh secara langsung atau perubahan jam
biologis hanya menandakan bahwa otak telah mengalami penurunan fungsi yang
menyebabkan pikun.