Bangun Tidur Kesiangan Menyebabkan Cepat Pikun

Islam menuntun penganutnya untuk bangun pagi. Sebelum matahari terbit umat muslim diwajibkan bangun untuk melaksanakan shalat subuh.

Setelah salat subuh, tidak dianjurkan atau makruh untuk tidur kembali. 

Ternyata penelitian ilmuwan amerika serikat sebagaimana dilansir detik.com menghasilkan kesimpulan bahwa bangun tidur kesiangan mengakibatkan seseorang cenderung lebih cepat menjadi pikun.

Semua orang akan pikun ketika fungsi otaknya mulai berkurang, tapi beberapa mengalaminya lebih cepat dari yang lain. Selalu bangun kesiangan bisa juga diartikan sebagai tanda-tanda bakal pikun lebih cepat, khususnya bagi para perempuan.


Sebuah penelitian di California Pasific Medical Center Research Institute mengungkap, risiko mengalami pikun lebih cepat bisa dihubungkan dengan jam biologis atau ritme sirkardian. Jam biologis ini mengatur pola tidur serta siklus beraktivitas sehari-hari.

Orang-orang dengan jam biologis kuat cenderung bangun lebih pagi, lalu memulai aktivitasnya pada waktu yang lebih awal dibanding yang lain. Sebaliknya orang-orang yang memiliki jam biologis lemah cenderung bangun tidur belakangan dan lebih aktif di siang atau sore hari.

Untuk melihat hubungannya dengan risiko pikun, para peneliti mengamati 1.300 perempuan sehat berusia di atas 75 tahun. Di akhir pengamatan selama 5 tahun, 15 persen mengalami demensia atau pikun dan 24 persen mengalami Mild Cognitive Impairment (MCI) atau pikun ringan.

Ketika dibandingkan dengan hasil wawancara, partisipan yang bangunnya paling siang dan kurang aktif di pagi hari punya risiko 80 persen lebih besar untuk mengalami pikun ringan. Bukan berarti dipicu oleh bangun kesiangan, namun kebiasaan itu diyakini menunjukkan adanya risiko lebih besar.

"Setahu kami, ini adalah penelitian pertama yang mengungkap hubungan erat antara aktivitas fisik yang terkait jam biologis dengan risiko mengalami pikun," ungkap Greg Tranah yang memimpin penelitian tersebut seperti dikutip dari Healthday, Rabu (14/12/2011).

Tranah berencana melanjutkan penelitiannya untuk mengungkap alasan sebenarnya. Dugaan saat ini masih simpang siur, apakah jam biologis berpengaruh secara langsung atau perubahan jam biologis hanya menandakan bahwa otak telah mengalami penurunan fungsi yang menyebabkan pikun.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel