Apa itu Kalender Hijriyah Atau Kalender Islam?
Monday, 22 September 2014
Add Comment
Kalender
Hijriyah atau Kalender
Islam (bahasa Arab: التقويم الهجري; at-taqwim al-hijri),
adalah kalender
yang digunakan oleh umat Islam, termasuk dalam menentukan tanggal atau bulan yang
berkaitan dengan ibadah, atau hari-hari penting lainnya. Kalender ini dinamakan
Kalender Hijriyah, karena pada tahun pertama kalender ini adalah tahun dimana
terjadi peristiwa Hijrah-nya
Nabi Muhammad
dari Makkah ke Madinah, yakni
pada tahun 622 M. Di
beberapa negara yang berpenduduk mayoritas Islam, Kalender Hijriyah juga
digunakan sebagai sistem penanggalan sehari-hari. Kalender Islam menggunakan
peredaran bulan sebagai acuannya, berbeda dengan kalender biasa (kalender
Masehi) yang menggunakan peredaran matahari.
Sejarah
Penentuan
dimulainya sebuah hari/tanggal pada Kalender Hijriyah berbeda dengan pada
Kalender Masehi. Pada sistem Kalender Masehi, sebuah hari/tanggal dimulai pada
pukul 00.00 waktu setempat. Namun pada sistem Kalender Hijriah, sebuah
hari/tanggal dimulai ketika terbenamnya matahari di tempat tersebut.
Kalender
Hijriyah dibangun berdasarkan rata-rata silkus sinodik bulan kalender
lunar (qomariyah), memiliki 12 bulan
dalam setahun. Dengan menggunakan siklus sinodik bulan, bilangan hari dalam
satu tahunnya adalah (12 x 29,53059 hari = 354,36708 hari).Hal inilah yang
menjelaskan 1 tahun Kalender Hijriah lebih pendek sekitar 11 hari dibanding
dengan 1 tahun Kalender Masehi.
Faktanya,
siklus sinodik bulan bervariasi. Jumlah hari dalam satu bulan dalam Kalender
Hijriah bergantung pada posisi bulan, bumi dan matahari. Usia bulan yang
mencapai 30 hari bersesuaian dengan terjadinya bulan baru (new moon) di titik apooge, yaitu jarak
terjauh antara bulan dan bumi, dan pada saat yang bersamaan, bumi berada pada
jarak terdekatnya dengan matahari (perihelion). Sementara itu,
satu bulan yang berlangsung 29 hari bertepatan dengan saat terjadinya bulan
baru di perige (jarak terdekat bulan dengan
bumi) dengan bumi berada di titik terjauhnya dari matahari (aphelion). dari
sini terlihat bahwa usia bulan tidak tetap melainkan berubah-ubah (29 - 30
hari) sesuai dengan kedudukan ketiga benda langit tersebut (Bulan, Bumi dan Matahari)
Penentuan
awal bulan (new moon) ditandai dengan munculnya penampakan (visibilitas)
Bulan Sabit pertama kali (hilal) setelah bulan baru (konjungsi atau ijtimak).
Pada fase ini, Bulan terbenam sesaat setelah terbenamnya Matahari, sehingga
posisi hilal berada di ufuk barat. Jika hilal tidak dapat terlihat pada hari
ke-29, maka jumlah hari pada bulan tersebut dibulatkan menjadi 30 hari. Tidak
ada aturan khusus bulan-bulan mana saja yang memiliki 29 hari, dan mana yang
memiliki 30 hari. Semuanya tergantung pada penampakan hilal.
Nama-nama bulan Kalender Hijriyah terdiri dari 12 bulan:
No
|
Penanggalan Islam
|
Lama Hari
|
1
|
Muharram
|
30
|
2
|
Safar
|
29
|
3
|
Rabiul awal
|
30
|
4
|
Rabiul akhir
|
29
|
5
|
Jumadil awal
|
30
|
6
|
Jumadil akhir
|
29
|
7
|
Rajab
|
30
|
8
|
Sya'ban
|
29
|
9
|
Ramadhan
|
30
|
10
|
Syawal
|
29
|
11
|
Dzulkaidah
|
30
|
12
|
Dzulhijjah
|
29/(30)
|
Total
|
354/(355)
|
Keterangan
- Tanda kurung
merupakan tahun kabisat dalam kalender Hijriyah dengan metode sisa yaitu
3-3-2 yang berjumlah 11 buah yaitu 2,5,8,10,13,16,18,21,24,26 dan 29.
Nama-nama hari
Kalender
Hijriyah terdiri dari 7 hari. Sebuah hari diawali dengan terbenamnya matahari,
berbeda dengan Kalender Masehi yang mengawali hari pada saat tengah malam.
Berikut adalah nama-nama hari:
- al-Ahad (Minggu)
- al-Itsnayn (Senin)
- ats-Tsalaatsa' (Selasa)
- al-Arba'aa /
ar-Raabi' (Rabu)
- al-Khamsatun (Kamis)
- al-Jumu'ah (Jumat)
- as-Sabat (Sabtu)
Sejarah
Penentuan
kapan dimulainya tahun 1 Hijriah dilakukan 6 tahun setelah wafatnya Nabi
Muhammad.
Namun demikian, sistem yang mendasari Kalender Hijriah telah ada sejak zaman
pra-Islam, dan sistem ini direvisi pada tahun ke-9 periode Madinah.
Sistem kalender pra-Islam di Arab
Sebelum
datangnya Islam, di tanah Arab dikenal sistem kalender berbasis campuran antara
Bulan (komariyah) maupun Matahari
(syamsiyah). Peredaran bulan digunakan, dan untuk mensinkronkan dengan musim
dilakukan penambahan jumlah hari (interkalasi).
Pada
waktu itu, belum dikenal penomoran tahun. Sebuah tahun dikenal dengan nama
peristiwa yang cukup penting di tahun tersebut. Misalnya, tahun dimana Muhammad lahir,
dikenal dengan sebutan "Tahun Gajah", karena pada waktu itu, terjadi
penyerbuan Ka'bah di Mekkah oleh pasukan gajah yang dipimpin oleh Abrahah,
Gubernur Yaman (salah satu provinsi Kerajaan Aksum, kini termasuk
wilayah Ethiopia).
Revisi penanggalan
Pada
era kenabian Muhammad, sistem penanggalan pra-Islam digunakan. Pada tahun ke-9
setelah Hijrah,
turun ayat 36-37 Surat At-Taubah, yang melarang menambahkan hari (interkalasi)
pada sistem penanggalan.
Penentuan Tahun 1 Kalender Islam
Setelah
wafatnya Nabi Muhammad, diusulkan kapan dimulainya Tahun 1 Kalender Islam. Ada
yang mengusulkan adalah tahun kelahiran Muhammad sebagai awal patokan
penanggalan Islam. Ada yang mengusulkan pula awal patokan penanggalan Islam
adalah tahun wafatnya Nabi Muhammad.
Akhirnya,
pada tahun 638 M (17 H), khalifah Umar bin Khatab menetapkan
awal patokan penanggalan Islam adalah tahun dimana hijrahnya Nabi Muhammad dari
Mekkah ke Madinah. Penentuan awal patokan ini dilakukan setelah menghilangkan
seluruh bulan-bulan tambahan (interkalasi) dalam periode 9 tahun. Tanggal 1
Muharam Tahun 1 Hijriah bertepatan dengan tanggal 16 Juli 622, dan tanggal ini
bukan berarti tanggal hijrahnya Nabi Muhammad. Peristiwa hijrahnya Nabi
Muhammad terjadi bulan September 622. Dokumen tertua yang menggunakan sistem
Kalender Hijriah adalah papirus di Mesir pada tahun 22 H, PERF 558.
Tanggal-tanggal penting
Tanggal-tanggal
penting dalam Kalender Hijriyah adalah:
- 1 Muharram: Tahun Baru Hijriyah
- 10 Muharram: Hari
Asyura. Hari ini diperingati bagi kaum Syi'ah
untuk memperingati wafatnya Imam Husain
bin Ali
- 12 Rabiul Awal: Maulud Nabi Muhammad (hari kelahiran Nabi
Muhammad)
- 27 Rajab: Isra'
Mi'raj
- Bulan Ramadan: Satu bulan penuh umat Islam
menjalankan Puasa
di bulan Ramadan
- 17
Ramadan: Nuzulul Qur'an
- 10 hari
ganjil terakhir di Bulan Ramadan terjadi Lailatul
Qadar
- 1 Syawal: Hari Raya Idul
Fitri
- 8 Dzulhijjah: Hari Tarwiyah
- 9 Dzulhijjah: Wukuf di Padang
Arafah
- 10 Dzulhijjah: Hari Raya Idul Adha
- 11-13 Dzulhijjah:Hari Tasyriq
Hisab dan Rukyat
Rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas
hilal, yakni mengamati penampakan bulan sabit yang pertama kali tampak setelah
bulan baru (ijtima). Rukyat dapat dilakukan dengan mata telanjang, atau
dengan alat bantu optik seperti teleskop. Apabila hilal terlihat, maka pada petang tersebut
telah memasuki tanggal 1.
Sedangkan
hisab adalah melakukan perhitungan untuk menentukan posisi bulan secara
matematis dan astronomis. Hisab merupakan alat bantu untuk mengetahui kapan dan
dimana hilal (bulan sabit pertama setelah bulan baru) dapat terlihat. Hisab
seringkali dilakukan untuk membantu sebelum melakukan rukyat.
Penentuan
awal bulan menjadi sangat signifikan untuk bulan-bulan
yang berkaitan dengan ibadah, seperti bulan Ramadan (yakni
umat Islam menjalankan puasa ramadan sebulan penuh), Syawal (yakni umat
Islam merayakan Hari Raya Idul Fitri), serta Dzulhijjah
(dimana terdapat tanggal yang berkaitan dengan ibadah Haji dan Hari Raya Idul Adha).
Penentuan kapan hilal dapat terlihat, menjadi motivasi ketertarikan umat Islam
dalam astronomi.
Ini menjadi salah satu pendorong mengapa Islam menjadi salah satu pengembang
awal ilmu astronomi sebagai sains, lepas dari astrologi
pada Abad Pertengahan.
Sebagian
umat Islam berpendapat bahwa untuk menentukan awal bulan, adalah harus dengan
benar-benar melakukan pengamatan hilal secara langsung (rukyatul hilal).
Sebagian yang lain berpendapat bahwa penentuan awal bulan cukup dengan
melakukan hisab (perhitungan matematis), tanpa harus benar-benar mengamati
hilal. Metode hisab juga memiliki berbagai kriteria penentuan, sehingga
seringkali menyebabkan perbedaan penentuan awal bulan, yang berakibat adanya
perbedaan hari melaksanakan ibadah seperti puasa Ramadan atau Hari Raya Idul
Fitri.
Rupa-rupa
- Menurut
perhitungan, dalam satu siklus 30 tahun Kalender Hijriyah, terdapat 11 tahun
kabisat dengan jumlah hari sebanyak 355 hari, dan 19 tahun dengan
jumlah hari sebanyak 354 hari. Dalam jangka panjang, satu siklus ini cukup
akurat hingga satu hari dalam sekitar 2500 tahun. Sedangkan dalam jangka
pendek, siklus ini memiliki deviasi 1-2 hari.
- Microsoft
menggunakan Algoritma Kuwait
untuk mengkonversi Kalender Gregorian ke Kalender Hijriyah. Algoritma ini
diklaim berbasis analisis statistik data historis dari Kuwait, namun dalam
kenyataannya adalah salah satu variasi dari Kalender
Hijriyah tabular.
- Untuk konversi
secara kasar dari Kalender Hijriyah ke Kalender Masehi (Gregorian),
kalikan tahun Hijriyah dengan 0,97, kemudian tambahkan dengan angka 622.
- Setiap 33 atau 34
tahun Kalender Hijriyah, satu tahun penuh Kalender Hijriyah akan terjadi
dalam satu tahun Kalender Masehi. Tahun 1429 H lalu terjadi sepenuhnya
pada tahun 2008 M.
Kalender Hijriah dan Penanggalan Jawa
Sistem Kalender
Jawa berbeda dengan Kalender Hijriyah, meski keduanya memiliki kemiripan.
Pada abad ke-1, di Jawa diperkenalkan sistem penanggalan Kalender
Saka (berbasis matahari) yang berasal dari India. Sistem
penanggalan ini digunakan hingga pada tahun 1625 Masehi (bertepatan
dengan tahun 1547 Saka), Sultan Agung mengubah sistem Kalender Jawa dengan
mengadopsi Sistem Kalender Hijriah, seperti nama-nama hari, bulan, serta
berbasis lunar (komariyah). Namun demikian, demi kesinambungan, angka tahun
saka diteruskan, dari 1547 Saka Kalender Jawa tetap meneruskan bilangan tahun
dari 1547 Saka ke 1547 Jawa.
Berbeda
dengan Kalender Hijriah yang murni menggunakan visibilitas Bulan
(moon visibility) pada penentuan awal bulan
(first month), Penanggalan Jawa telah menetapkan jumlah hari dalam
setiap bulannya.
0 Response to "Apa itu Kalender Hijriyah Atau Kalender Islam?"
Post a Comment