PKS Harus Punya Media TV dan Cetak Nasional

Harapan partai islam yang bisa membawa kemajuan bagi Indonesia saat ini menurut saya masih ada pada PKS. Dari sisi manajemen dan SDM PKS lebih unggul dari partai partai Islam lainnya.

Namun, Pesimisme pada PKS dikampanyekan 24 jam dan PKS tak punya uang untuk melawan.

PKS harus punya media TV Nasional dan Media Cetak Nasional untuk mencounter berita-berita negatif yg tidak benar.

Mengharapkan TV Swasta Nasional lain akan imbang dalam memberitakan PKS adalah hal yang sangat sulit.

Kini hampir tidak ada berita yang tendensinya positif pada PKS. Bandingkan dengan berita tentang Nasdem di Metro TV.

 Semoga petinggi petinggi PKS segera mengupayakan adanya media TV maupun cetak nasional yang PKS bangettt...

PKS Menang, Pemilik Media Malu Hingga Membungkam Informasi

Beginilah jadinya ketika PKS (Partai Keadilan Sejahtera) memenangkan pertempuran dalam pertarungan politiknya di beberapa pilkada (Jabar-Sumut, red). Terasa sangat jelas ketidakproporsionalan beberapa media, bahkan sekelas media besar.

Sepertinya memang ada agenda para pemilik media besar untuk membungkam informasi kemenangan PKS. Dibeberapa media bahkan tidak ada sama sekali tema mengenai Pilkada Sumut, bisa dilihat di Jawa Post pada hari Jum'at tanggal 8 Maret 2013. Kita tidak menemukan berita didalamnya yang memberitakan kemenangan PKS di Sumut. Padahal pilkada Sumut dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 2013 (kemarin).

Ada indikasi para media mencoba untuk memboikot berbagai informasi mengenai kemenangan PKS.

Dibeberapa TV yang memfokuskan diri untuk menyiarkan berita dan pemilu pun kita hampir tidak benar-benar melihat ulasan yang jelas mengenai kemenangan PKs di Sumut.

Media dipencundangi PKS, hingga PKS diboikot oleh berbagai media karena mereka (mungkin) malu memberitakan kemenangan PKS lantaran mereka sering memberitakan mengenai "detik-detik runtuhnya PKS", yang malah PKS tidak runtuh hingga semakin membesar dan memenangkan Pilkada di Jabar dan Sumut.

Dua kader inti PKS ditempatkan untuk menduduki posisi Gubernur, di Jabar dan Sumut. Hingga keduanya telah memenangkan pertarungan politik pada daerah masing-masing.

Sebelumnya mereka ramai-ramai memprediksi kehancuran PKS, media ramai mengundang para pengamat politik supaya didengar "wejangan dukun" politiknya, yang menggembar-gemborkan PKS akan hancur dan kalah, diawali dengan kekalahan di Pilgub Jabar.

Ternyata, para "dukun politik" itu masih belum mampu menerawang jauh mengenai PKS, mereka ternyata benar-benar masih belum mengenal PKS secara keseluruhan. Bahkan tak jarang para pengamat politik itu ternyata mengambil informasi melalui dukun terhandal didunia, Google.

Para pengamat politik mencari-cari celah untuk bisa menganalisa mengenai PKS, menganalisa kasus daging sapi, menganalisa ustad LHI, menganalisa Ahmad Fathanah. Semua dianalisa, hingga
akhirnya dihasilkan analisa bahwa berbagai kasus yang mendera PKS akan menjadi awal kehancuran PKS.

Media senang, ramai, bahkan tak jarang media rame-rame menyebut "Partai Korupsi Sapi", hingga pembawa acara berita (Metro TV) pun menyebut orang yang dihormati di PKS, Ustad LHI dengan sebutan Sapi.

PKS di bully media dengan berbagai kasus-kasus yang dideranya. Dikait-kaitkan dengan berbagai kasus hingga tak jarang difitnah oleh media.

Hingga akhirnya Allah Azzawajallah mendengar doa-doa kader PKS, mendengar permintaan tobat berjamaah. Dan mendengarkan doa-doa seluruh kader PKS yang merasa teraniayah oleh bullying era baru, yaitu media bul-bul.

Kita tidak akan menemukan berita PKS yang seintensif akan membahas kemenangan PKS oleh berbagai media. Karena media sudah tidak ingin lagi kecolongan, atas ulah petinggi PKS yang malah menjadi penyulut kobaran api besar.

Ibarat kampanye dan acara motivasi gratis, para media kaget dengan pemberitaan mereka terhadap PKS malah menyulut semangat para kader PKS dipelosok daerah. Media secara otomatis memberitakan kobaran api semangat yang terus membesar dari para kader-kader PKS.

Para media benar-benar kecolongan, media tidak ingin hal itu terjadi lagi. Dan beberapa media malu, malu, semalu-malunya karena ramalan para jago dukun politiknya SALAH TELAK!!! Hingga mereka meredam dan membungkam kemenangan demi kemenangan yang didapatkan oleh PKS karena tentunya hal ini bisa membuat semakin semangatnya kader PKS untuk terus berjuang memenangkan PKS.

Ibarat kemenangan perang, propaganda media yang mengabarkan kemenangan para tentara, bisa semakin menambah semangat juang dan tekat yang terus membara.

Walaupun begitu, meskipun media telah melakukan boikot berita terhadap PKS. Kader-kader PKS akan terus bekerja, mesin politik PKS akan terus bergerak, bahkan dengan semangat yang terus bergejolak tinggi untuk terus mendukung dan memenangkan PKS.

Ingatlah para kader PKS, Allah Azzawajallah telah berfirman: "yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar." (QS Al Fath 29)



Oleh: Abu Jaisyhttp://www.suaranews.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel