Gubernur Muslim Berprestasi (1)
Tuesday, 16 May 2017
Siapa bilang lebih baik pemimpin non islam tapi tidak korupsi daripada pemimpin islam tapi korupsi?
Tentu lebih baik pemimpin islam tapi berprestasi dan tidak korupsi dari keduanya bukan?!
Namun sayangnya dengan dikuasainya media oleh orang-orang kaya dan cukong yang antiislam membuat para pemimpin islam yang berprestasi dan tidak korup tidak muncul di media. Padahal hampipr 80% masyrakat penikmat media, mereka tahu siapa pemimpin yang tidak korup yang dari media. Maka tertanamlah di fikiran bawah sadar bahwa hanya pemimpin non islam (yang diberitakan terus menerus) lah yang tidak korup.
Sehingga cletukan lebih baik pemimpin kafir tapi jujur daripada pemimpin islam tapi korup (walaupun faktanya banyak sekali pemimpin islam yang berprestasi dan jujur) menjadi seolah-olah benar.
Lewat blog dan youtube chanel serta medsoslah umat islam berjuang melawan media agar masyarakat juga tahu ada lho gubernur hafidz Quran yang sangat berprestasi.
Prestasi Tuan Guru Bajang:
1. pertumbuhan ekonomi NTB yang tertinggi di Indonesia: 21 persen. Luar biasa sekali.
2. Angka ketimpangan sosialnya pun rendah, sekitar 0,28. Jauh di bawah angka nasional yang mencapai 0,43. Tingkat ketimpangan nasional ini sudah masuk lampu kuning.
3. suksesnya tentang pertanian padi dan jagung di wilayahnya hingga surplus (lebih dari swasembada).
4. mendekati Polda NTB untuk mengamankan masuknya beras impor itu sejak di pelabuhan hingga ke gudang. Polisi tersinggung dan tentu saja ditolak. Kapal itu kembali berlayar menuju Jawa.
Namun, upaya tak berhenti. Kali ini minta izin untuk dikirim di pelabuhan di luar Lombok, tapi masih di NTB dengan alasan untuk dikirim ke Nusa Tenggara Timur. Sebagai gubernur ia paham: ini cuma akal-akalan. Ia tetap menolak. Saat berpidato, ia tak menyampaikan sedetail ini. Namun, intinya Bulog justru hendak memasok beras di wilayah yang justru kelebihan.
Kisah jagung juga serupa. Jagung petani dihargai Bulog Rp 2.000 hingga Rp 2.500 per kg. Namun, ternyata Bulog justru impor jagung dengan harga Rp 3.000 per kg. Tentu saja ia kecewa.
Jika harga jagung petani dihargai sama dengan jagung impor, tentu kesejahteraan petani akan lebih meningkat. Saat ini tingkat kesejahteraan petani secara relatif terus menurun. Nilai tukar produk pertanian terus menurun dibanding nilai tukar produk industri.
Sehari kemudian, saya bertamu ke Tuan Guru. Lalu saya sampaikan, //kok// kritik terhadap pusat, dalam hal ini Bulog, disampaikan secara gamblang di depan Presiden. Mengapa ia tak menyampaikan hal itu secara langsung ke Presiden?
Dengan enteng ia menjawab bahwa ia sudah berkali-kali menyampaikan hal itu ke Bulog. Karena itu, ia secara sengaja menyampaikan soal itu secara terbuka dalam suatu acara resmi.
Ia bercerita, seusai acara, Presiden justru senang karena mendapat masukan seperti itu. Bahkan, Presiden memberikan informasi ke Tuan Guru tentang kondisi Bulog yang sedang terus ia tata.
Tuan Guru Bajang adalah salah satu gubernur yang sukses dan termuda. Ia dikenal cerdas, rendah hati, dan enak tutur katanya. Ia juga dikenal irit bicara. Ia merupakan cucu pendiri Nahdlatul Wathan, organisasi keagamaan yang mengakar di NTB dan mirip dengan NU. Kakeknya orang yang “disucikan” dan kuburannya banyak diziarahi orang, termasuk dari Jawa.
Kali ini merupakan periode keduanya sebagai gubernur NTB. Salah satu tonggak kisah sukses yang terbaru adalah ketika Lombok memenangkan penghargaan sebagai daerah tujuan wisata halal di dunia. Selama ini penghargaan itu menjadi monopoli Malaysia.
Pemerintahan Jokowi pun sudah menetapkan kawasan Mandalika-yang kemarin menjadi aera peringatan HPN-sebagai kawasan ekonomi khusus. Akan terjadi pembangunan besar-besaran di wilayah ini.
Sikap tegas, jelas, dan konsisten Tuan Guru Bajang dalam memperjuangkan aspirasi dan kesejahteraan warganya merupakan barang langka dalam dunia kepemimpinan politik di Indonesia. Namun, pada era reformasi ini, seiring makin kukuhnya iklim demokrasi, mulai bermekaran kepemimpinan lokal.
Seperti di Amerika Serikat, negeri demokrasi yang paling mapan, kepemimpinan nasional lahir dari dua cabang: gubernur dan senator. Namun, sayang sistem senat di Indonesia berbeda dengan sistem senat di AS.
Di Indonesia, anggota DPD tak memiliki banyak kewenangan sehingga tak bisa banyak diharapkan sebagai persemaian kepemimpinan politik. Karena itu, jalur gubernur kini menjadi salah satu jalur seleksi kepemimpinan nasional. Jokowi adalah kisah sukses pertama dari jalur ini.
Kepemimpinan lokal merupakan persemaian yang bagus. Mereka diuji secara langsung di hadapan rakyatnya. Jika bagus, ia akan mekar dengan baik. Jika buruk, ia pun akan sangat buruk. Ini karena kewenangan yang besar sehingga bisa membangun kerajaan korupsi ataupun kerajaan dinasti keluarga yang subur.
Seperti pernah diucapkan Jokowi, membangun Jakarta akan lebih mudah jika dirinya menjadi presiden. Hal ini ada benarnya. Seperti yang bisa disimpulkan dari kisah Tuan Guru Bajang, musuh terbesarnya justru oknum-oknum di pusat. Bisa dibayangkan, jika tak mendapat dukungan dari kapolda, ia bisa diadu domba. Wilayahnya akan banjir beras impor yang akan membuat petani menderita dan kapok bertani.
Pemerintah pusat sering mengeluh tentang kepala daerah yang bebal. Kepala daerah juga sering mengeluhkan pemerintah pusat yang juga bebal. Kita butuh semuanya bersih dan berkinerja bagus.
Tentu lebih baik pemimpin islam tapi berprestasi dan tidak korupsi dari keduanya bukan?!
Namun sayangnya dengan dikuasainya media oleh orang-orang kaya dan cukong yang antiislam membuat para pemimpin islam yang berprestasi dan tidak korup tidak muncul di media. Padahal hampipr 80% masyrakat penikmat media, mereka tahu siapa pemimpin yang tidak korup yang dari media. Maka tertanamlah di fikiran bawah sadar bahwa hanya pemimpin non islam (yang diberitakan terus menerus) lah yang tidak korup.
Sehingga cletukan lebih baik pemimpin kafir tapi jujur daripada pemimpin islam tapi korup (walaupun faktanya banyak sekali pemimpin islam yang berprestasi dan jujur) menjadi seolah-olah benar.
Lewat blog dan youtube chanel serta medsoslah umat islam berjuang melawan media agar masyarakat juga tahu ada lho gubernur hafidz Quran yang sangat berprestasi.
PEMIMPIN MUSLIM BERPRESTASI: GUBERNUR NTB M.ZAINUL MAJDIGubernur NTB, Dr. K.H. TGH. M Zainul Majdi, MA Raih penghargaan Top Eksekutif Muslim 2016MATARAM -- Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) TGH Muhammad Zainul Majdi mendapat penghargaan penghargaan TOP Eksekutif Muslim 2016 dari Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (IPEMI). Zainul Majdi dinilai berprestasi dan berkontribusi dalam pembangunan dan menjadi inspirasi bagi muslim lainnya.Ketua IPEMI, Inggrid Kansil mengatakan kriteria umum penilaian dan penerima penghargaan TOP Eksekutif Muslim dan muslimah 2016 antara lain berprestasi dan berhasil dalam membangun bisnis dan karir, berkontribusi signifikan terhadap perusahaan instansi dan organisasi, memiliki peran strategis dan kontribusi dalam pembangunan nasional.Tidak hanya itu, kriteria penerima penghargaan memiliki improvement prestasi yang patut dibanggakan, kontribusi dan dapat menjadi inspirasi yang baik bagi masyarakat. ”Proses penilaian dan penentuan penerima penghargaan, dilakukan melalui FGD untuk menghasilkan tokoh-tokoh yang direkomendasikan, kemudian dilakukan riset data sekunder, dan analisa jawaban kuesioner, sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan,” ujarnya melalui rilis, Rabu (27/4).Menurutnya, terdapat tiga kriteria penghargaan yang diberikan oleh IPEMI yaitu TOP Eksekutif Muslim, TOP Eksekutif Muslimah, dan TOP Halal 2016. Selain Gubernur NTB, Bupati Kabupaten Lombok Utara (KLU), Najmul Akhyar menerima penghargaan TOP Eksekutif Muslim 2016, dan Bupati Bima, Indah Damayanti Putri menerima penghargaan TOP Eksekutif Muslimah 2016.Sumber: Pemimpin Muslim Berprestasi
Prestasi Tuan Guru Bajang:
1. pertumbuhan ekonomi NTB yang tertinggi di Indonesia: 21 persen. Luar biasa sekali.
2. Angka ketimpangan sosialnya pun rendah, sekitar 0,28. Jauh di bawah angka nasional yang mencapai 0,43. Tingkat ketimpangan nasional ini sudah masuk lampu kuning.
3. suksesnya tentang pertanian padi dan jagung di wilayahnya hingga surplus (lebih dari swasembada).
4. mendekati Polda NTB untuk mengamankan masuknya beras impor itu sejak di pelabuhan hingga ke gudang. Polisi tersinggung dan tentu saja ditolak. Kapal itu kembali berlayar menuju Jawa.
5. Wisata NTB maju pesat dengan wisata halalnya
dll cari sendiri di google
6. Berani menolak impor dan mengkritik pemerintah pusat langsung di depan presiden
Namun, upaya tak berhenti. Kali ini minta izin untuk dikirim di pelabuhan di luar Lombok, tapi masih di NTB dengan alasan untuk dikirim ke Nusa Tenggara Timur. Sebagai gubernur ia paham: ini cuma akal-akalan. Ia tetap menolak. Saat berpidato, ia tak menyampaikan sedetail ini. Namun, intinya Bulog justru hendak memasok beras di wilayah yang justru kelebihan.
Kisah jagung juga serupa. Jagung petani dihargai Bulog Rp 2.000 hingga Rp 2.500 per kg. Namun, ternyata Bulog justru impor jagung dengan harga Rp 3.000 per kg. Tentu saja ia kecewa.
Jika harga jagung petani dihargai sama dengan jagung impor, tentu kesejahteraan petani akan lebih meningkat. Saat ini tingkat kesejahteraan petani secara relatif terus menurun. Nilai tukar produk pertanian terus menurun dibanding nilai tukar produk industri.
Sehari kemudian, saya bertamu ke Tuan Guru. Lalu saya sampaikan, //kok// kritik terhadap pusat, dalam hal ini Bulog, disampaikan secara gamblang di depan Presiden. Mengapa ia tak menyampaikan hal itu secara langsung ke Presiden?
Dengan enteng ia menjawab bahwa ia sudah berkali-kali menyampaikan hal itu ke Bulog. Karena itu, ia secara sengaja menyampaikan soal itu secara terbuka dalam suatu acara resmi.
Ia bercerita, seusai acara, Presiden justru senang karena mendapat masukan seperti itu. Bahkan, Presiden memberikan informasi ke Tuan Guru tentang kondisi Bulog yang sedang terus ia tata.
Tuan Guru Bajang adalah salah satu gubernur yang sukses dan termuda. Ia dikenal cerdas, rendah hati, dan enak tutur katanya. Ia juga dikenal irit bicara. Ia merupakan cucu pendiri Nahdlatul Wathan, organisasi keagamaan yang mengakar di NTB dan mirip dengan NU. Kakeknya orang yang “disucikan” dan kuburannya banyak diziarahi orang, termasuk dari Jawa.
Kali ini merupakan periode keduanya sebagai gubernur NTB. Salah satu tonggak kisah sukses yang terbaru adalah ketika Lombok memenangkan penghargaan sebagai daerah tujuan wisata halal di dunia. Selama ini penghargaan itu menjadi monopoli Malaysia.
Pemerintahan Jokowi pun sudah menetapkan kawasan Mandalika-yang kemarin menjadi aera peringatan HPN-sebagai kawasan ekonomi khusus. Akan terjadi pembangunan besar-besaran di wilayah ini.
Sikap tegas, jelas, dan konsisten Tuan Guru Bajang dalam memperjuangkan aspirasi dan kesejahteraan warganya merupakan barang langka dalam dunia kepemimpinan politik di Indonesia. Namun, pada era reformasi ini, seiring makin kukuhnya iklim demokrasi, mulai bermekaran kepemimpinan lokal.
Seperti di Amerika Serikat, negeri demokrasi yang paling mapan, kepemimpinan nasional lahir dari dua cabang: gubernur dan senator. Namun, sayang sistem senat di Indonesia berbeda dengan sistem senat di AS.
Di Indonesia, anggota DPD tak memiliki banyak kewenangan sehingga tak bisa banyak diharapkan sebagai persemaian kepemimpinan politik. Karena itu, jalur gubernur kini menjadi salah satu jalur seleksi kepemimpinan nasional. Jokowi adalah kisah sukses pertama dari jalur ini.
Kepemimpinan lokal merupakan persemaian yang bagus. Mereka diuji secara langsung di hadapan rakyatnya. Jika bagus, ia akan mekar dengan baik. Jika buruk, ia pun akan sangat buruk. Ini karena kewenangan yang besar sehingga bisa membangun kerajaan korupsi ataupun kerajaan dinasti keluarga yang subur.
Seperti pernah diucapkan Jokowi, membangun Jakarta akan lebih mudah jika dirinya menjadi presiden. Hal ini ada benarnya. Seperti yang bisa disimpulkan dari kisah Tuan Guru Bajang, musuh terbesarnya justru oknum-oknum di pusat. Bisa dibayangkan, jika tak mendapat dukungan dari kapolda, ia bisa diadu domba. Wilayahnya akan banjir beras impor yang akan membuat petani menderita dan kapok bertani.
Pemerintah pusat sering mengeluh tentang kepala daerah yang bebal. Kepala daerah juga sering mengeluhkan pemerintah pusat yang juga bebal. Kita butuh semuanya bersih dan berkinerja bagus.
Sumber: http://www.republika.co.id/berita/kolom/resonansi/16/02/25/o33xkb319-tuan-guru-bajang-meniti-jejak