Pacaran Menurut Islam 2
Friday, 5 June 2015
Memiliki rasa cinta adalah fitrah
Sebenarnya
manusia secara fitrah diberi potensi kehidupan yang sama, dimana potensi itu
yang kemudian selalu mendorong manusia melakukan kegiatan dan menuntut
pemuasan. Potensi ini sendiri bisa kita kenal dalam dua bentuk. Pertama, yang
menuntut adanya pemenuhan yang sifatnya pasti, kalo ngga' terpenuhi manusia
bakalan binasa. Inilah yang disebut kebutuhan jasmani (haajatul 'udwiyah),
seperti kebutuhan makan, minum, tidur, bernafas, buang hajat de el el. Kedua,
yang menuntut adanya pemenuhan aja, tapi kalo' kagak terpenuhi manusia ngga'
bakalan mati, cuman bakal gelisah (ngga' tenang) sampe' terpenuhinya tuntutan
tersebut, yang disebut naluri atau keinginan (gharizah). Kemudian naluri ini di
bagi menjadi 3 macam yang penting yaitu :
Gharizatul baqa' (naluri untuk mempertahankan diri) misalnya rasa takut, cinta harta, cinta pada kedudukan, pengen diakui, de el el.
Gharizatul baqa' (naluri untuk mempertahankan diri) misalnya rasa takut, cinta harta, cinta pada kedudukan, pengen diakui, de el el.
Gharizatut tadayyun (naluri untuk mensucikan sesuatu/ naluri beragama)
yaitu kecenderungan manusia untuk melakukan penyembahan/ beragama kepada
sesuatu yang layak untuk disembah.
Gharizatun nau' (naluri untuk mengembangkan dan melestarikan jenisnya)
manivestasinya bisa berupa rasa sayang kita kepada ibu, temen, sodara,
kebutuhan untuk disayangi dan menyayangi kepada lawan jenis.
Pacaran dalam perspektif islam
In fact,
pacaran merupakan wadah antara dua insan yang kasmaran, dimana sering
cubit-cubitan, pandang-pandangan, pegang-pegangan, raba-rabaan sampai pergaulan
ilegal (seks). Islam sudah jelas menyatakan: "Dan janganlah kamu mendekati
zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan
yang buruk." (Q. S. Al Isra' : 32)
Seringkali
sewaktu lagi pacaran banyak aktivitas laen yang hukumnya wajib maupun sunnah
jadi terlupakan. Sampe-sampe sewaktu sholat sempat teringat si do'i. Pokoknya
aktivitas pacaran itu dekat banget dengan zina. So....kesimpulannya PACARAN ITU
HARAM HUKUMNYA, and kagak ada legitimasi Islam buatnya, adapun beribu atau
berjuta alasan tetep aja pacaran itu haram.
Adapun resep nabi yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas'ud: "Wahai generasi muda, barang siapa di antara kalian telah mampu seta berkeinginan menikah. Karena sesungguhnya pernikahan itu dapat menundukkan pandangan mata dan memelihara kemaluan. Dan barang siapa diantara kalian belum mampu, maka hendaklah berpuasa, karena puasa itu dapat menjadi penghalang untuk melawan gejolak nafsu."(HR. Bukhari, Muslim, Ibnu Majjah, dan Tirmidzi).
Adapun resep nabi yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas'ud: "Wahai generasi muda, barang siapa di antara kalian telah mampu seta berkeinginan menikah. Karena sesungguhnya pernikahan itu dapat menundukkan pandangan mata dan memelihara kemaluan. Dan barang siapa diantara kalian belum mampu, maka hendaklah berpuasa, karena puasa itu dapat menjadi penghalang untuk melawan gejolak nafsu."(HR. Bukhari, Muslim, Ibnu Majjah, dan Tirmidzi).
Jangan suka
mojok atau berduaan ditempat yang sepi, karena yang ketiga adalah syaiton.
Seperti sabda nabi: "Janganlah seorang laki-laki dan wanita
berkhalwat (berduaan di tempat sepi), sebab syaiton menemaninya, janganlah
salah seorang dari kalian berkhalwat dengan wanita, kecuali disertai dengan
mahramnya." (HR. Imam Bukhari Muslim).
Dan untuk
para muslimah jangan lupa untuk menutup aurotnya agar tidak merangsang para
lelaki. Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan
hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan
perhiasannya." (Q. S. An Nuur : 31).
Dan juga
sabda Nabi: "Hendaklah kita benar-benar memejakamkan mata dan
memelihara kemaluan, atau benar-benar Allah akan menutup rapat matamu."(HR.
Thabrany).
Yang perlu
di ingat bahwa jodoh merupakan QADLA' (ketentuan) Allah, dimana manusia ngga'
punya andil nentuin sama sekali, manusia cuman dapat berusaha mencari jodoh
yang baik menurut Islam. Tercantum dalam Al Qur'an: "Wanita-wanita
yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat
wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk
laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang
baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh
mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia
(surga)."
Wallahu A'lam bish-Showab
Oleh: Buletin Dakwah Remas RIHLAH SMU N I Sooko, edisi 6, 1421 H
Disalin dari Lembar Buletin Dakwah BINTANG (2)
Dikutip dari
http://www.alislam.or.id/artikel/arsip/00000028.html